Suluh Trenggalek – Siapa sangka, sebuah jalan aspal yang biasanya dipadati kendaraan, bisa berubah menjadi panggung spektakuler bagi para siswa SD Negeri 2 Puyung. Dalam ajang Karnaval Pawai Budaya Kecamatan Pule (26/08/2024), mereka berhasil menyuguhkan sebuah pertunjukan drama kolosal yang tak hanya memukau, tetapi juga menginspirasi, mereka berhasil mencuri perhatian ribuan pasang mata dengan sebuah pertunjukan yang tak terlupakan.
Dengan tajuk “Sosio Drama Kolosal Refleksi Perjuangan Bangsa”, para siswa/i SD yang berjumlah 123 orang ini berhasil menghidupkan kembali semangat perjuangan para pahlawan. Jalan aspal yang panas dan berdebu tak menyurutkan semangat mereka untuk beraksi totalitas. Setiap langkah kaki, setiap gerakan tangan, dan setiap sorot mata mereka mampu membius ribuan penonton yang memadati sepanjang jalan.
Keunikan dari pertunjukan ini terletak pada pemilihan lokasi. Jalan aspal yang keras dan membentang luas menjadi simbol perjuangan yang panjang dan penuh tantangan. Para siswa dengan lihai memanfaatkan setiap sudut jalan untuk menciptakan efek visual yang dramatis.
Keirul Afra Billy dan Elika Silvia Putri, dua bintang cilik yang memerankan tokoh utama, tampil begitu memukau. Akting mereka yang natural dan penuh emosi berhasil membawa penonton larut dalam setiap adegan.
Keirul yang memerankan seorang pejuang pemberani, berhasil memukau penonton dengan aksi heroiknya menyobek bendera merah putih biru ditas hotel Yamato. Sementara itu, Elika yang berperan sebagai Wanita yang tangguh, berhasil mencuri hati penonton dengan kecantikan dan totalitas perannya.
Tak hanya para siswa, guru-guru pun turut aktif terlibat dalam pertunjukan ini. Mereka tidak hanya berperan sebagai pembimbing, tetapi juga ikut serta dalam memerankan beberapa tokoh. Bahkan, para wali murid pun turut berbangga hati dengan menyaksikan penampilan anak-anak mereka.
Puncak dari pertunjukan ini adalah pembacaan puisi Pahlawan Tak Dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar, Suara merdu Athariza Chalief Ardtiya membahana di sepanjang jalan, menyentuh hati setiap pendengar.
Dilanjutkan dengan pembentangan bendera merah putih sepanjang 45 meter, simbol kemerdekaan Indonesia, yang dikibarkan bersama oleh seluruh siswa, guru, dan camat Pule Ibu Ratna turut serta membentangkan bendera. Momen ini menjadi klimaks yang sangat mengharukan dan membangkitkan semangat persatuan.
“Kami sangat bangga dengan prestasi anak-anak kami,” ujar guru yang menjadi sutradara drama kolosal tersebut.
“Mereka telah membuktikan bahwa dengan semangat dan kerja keras, kita bisa meraih prestasi yang luar biasa,” imbuhnya.
Pertunjukan drama kolosal di atas jalan aspal ini bukan hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga mengandung pesan moral yang mendalam. Para siswa ingin menyampaikan pesan bahwa semangat perjuangan harus terus kita kobarkan, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.