Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Berita

Musim Panen Raya, Harga Cengkih Trenggalek Mulai Anjlok

×

Musim Panen Raya, Harga Cengkih Trenggalek Mulai Anjlok

Share this article
Musim Panen Raya, Harga Cengkleh Trenggalek Mulai Anjlok
Petani sedang memetik cengkeh di atas pohon menggunakan tangga-Dok. Istimewa

Suluh Trenggalek – Harga cengkih di kawasan Prigi Kecamatan Watulimo dan sekitarnya mengalami penurunan. Hal ini terjadi saat masa petik sudah mulai tiba puncaknya.

Para petani atau pemilik pohon cengkeh menyambut musim petik secara sukaria. Menurut pantauan Suluhtrenggalek.com beberapa hari terakhir ini, grup facebook terbesar seperti Kecamatan Watulimo Bersatu (KWB) dibanjiri dengan postingan video dan foto orang sedang pitil (memetik, red) cengkih.

Hanya saja, salah satu hal yang mereka sayangkan adalah turunnya harga cengkih pada saat panen menuju puncak-puncaknya di bulan Juli 2024 ini.

Sebagaimana diakui Isna Rahmawati (38), warga Desa Prigi Kecamatan Watulimo, harga cengkih yang sebelumnya sempat mencapai di atas 30 ribu, kini tinggal Rp 26.500 untuk cengkih basah. Isna menceritakan pohon cengkih itu dipetik suaminya dari Alas Kedaton Prigi dengan mengeluarkan tenaga yang tidak sedikit.

Menyikapi hal rendahnya harga cengkih itu, Isna memilih mengeringkan cengkih hasil panenannya daripada menjualnya dengan harga yang dianggap sangat murah. Ia tidak buru-buru ingin mendapatkan uang dari hasil kebunnya itu.

“Pilih tak keringkan dulu, nanti ingin saya jual kering sambil nunggu harga cengkih bagus,” tuturnya, Minggu, (14/07/2024).

Sementara itu beberapa petani juga mengeluhkan harga rendah karena untuk memetik cengkih juga ada yang mengeluarkan biaya dengan menyewa tenaga buruh petik. Sehingga, hasil bersihnya tidak seberapa. Diakui oleh Nanang, warga Desa Margomulyo, bahwa biaya hingga cengkeh dijual tidak sedikit.

“Biaya buruh dan untuk memisahkan cengkih dari gagangnya, juga butuh tenaga,” ujar pria warga RT 13 ini.

Sewa tenaga buruh petik rata-rata perhari adalah Rp 150.000. Para buruh ini rata-rata berasal dari luar Kecamatan Watulimo. Ada yang dari Dongko, Pule, Karangan, dan lain-lain.

Masyarakat berharap harga cengkih akan naik lagi, agar mereka bisa mendapatkan kesejahteraan dari hasil yang mereka tanam beberapa tahun atau belasan tahun sebelumnya, yang memang merupakan mata pencaharian untuk kehidupan mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *